06.50
Naik taksi dijalan? Itu sudah biasa. Kalau naik
taksi di udara? Waa... ini memang enggak biasa! Ayo mampir ke Endro
Aero-charter untuk melihat taksi udara!
Taksi udara juga disebut air charter. Ada
pula yang menyebutnya helicab atau taksi helikopter. Sebutannya memang
macam-macam. Tetapi, bentuknya bukan mobil taksi yang bersayap, lohh. Taksi
udara dikelola oleh maskapai penerbangan dan perusahaan penyewaan transportasi
udara atau air charter service. Beberapa perusahaan air charter service menggunaan
helikopter Bell 407 untuk taksi udaranya. Setiap perusahaan itu memiliki
heliport dan helipadnya sendiri. Heliport adalah airport kecil untuk
helikopter, sedang helipad adalah area pendaratan helikopter.
Kelebihan naik taksi udara dibandingkan
naik taksi biasa adalah kecepatannya. Bayangkan, perjalanan 1,5 jam menjadi
hanya 10 menit! Whusssh... Taksi udara melaju dengan kecepatan 110 knot/mil.
Satu knot sama dengan 1,8 km. Taksi udara disewakan untuk berbagai keperluan.
Misalnya keperluan bisnis, foto udara, mendical evacuation atau mengantarkan
pasien ke rumah sakit, berwisata, dan lainnya. Kalau berwisata sambil naik
taksi udara, penumpangnya dapat merasakan pengalaman yang berbeda. Contohnya,
mendekati Gunung Krakatau atau melihat Kepulauan Seribu dari atas. Asyiknya...!
Biaya sewa taksi udara adalah 1550 dolar
Amerika atau sekitar 19 juta rupiah. Lamanya penyewaan minimal 1 jam. Kalau
menunggu lebih dari 3 jam atau mau ke luar kota, biayanya ditambah lagi. Taksi
udara harus dipesan dulu tiga hari sebelumnya. Fasilitas taksi udara, yaitu
kursinya dari bahan kulit, tidak berisik, dan disediakan sebotol air mineral
atau ditambah snack jika keluar kota. Taksi udara juga dilengkapi seat belt dan
peralatan keaman di saat darurat. Sebuah taksi udara bisa diisi maksimal lima
penumpang, seoarang pilot, dan seorang mekanik. Anakanak juga boleh jadi
penumpangnya kecuali bayi.
Taksi udara terbang paling lama 2,5 jam.
Karena itu, kalau berpergian jarak jauh, taksi udara berhenti beberapa kali
untuk mengisi bahan bakar. Misalnya, dari Jakarta ke Balikpapan, Kalimantan
Timur. Maka, taksi udara berhenti di Semarang, Surabaya, dan Banjarmasin untuk
mengisi bahan bakar. Setelah itu, terbang ke Balikpapan. Bahan bakar yang
dibutuhkan untuk terbang 2,5 jam adalah 420 liter avtur. Tidak hanya bahan
bakar yang diperhatikan. Taksi udara juga selalu dicek mesin dan semua
perlengkapannya. Pengecekan dilakukan sesuai jadwalnya. Selain itu, pengecekan
juga dilakukan jika jam terbangnya sudah
tinggi. Kalaupun taksi udara jarang terbang, tetap harus dicek sesuai
jadwalnya.

Sebelum taksi udara diterbangkan, harus
melakukan beberapa persiapan. Salah satunya adalah mengirimkan flight plan atau
rencana penerbangan berisi informasi tentang pilot, jumlah penumpang, jam,
tujuan, rute, kelengkapan, dan lainnya. Rencana itu dilaporkan kepada Air
Traffic Control terdekat. Tujuan rencana penerbangan untuk kelancaran dan
keselamatan penerbangan. Meskipun di udara sepi, tapi tetap saja bias bertabrakan
dengan pesawat atau helikopter lain jika tidak melapor. Bagaimana kalau cuaca
buruk? Kadang, saat berangkat, cuaca cerah. Tetapi, saat sampai di tujuan,
cuaca buruk. Ada hujan lebat, banyak angin, dan petir. Maka taksi udara segera
Return to Base (RTB). RTB artinya taksi udara kembali ke heliport tempat
berangkat.
0 komentar:
Posting Komentar